MAHASISWA UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU MENGADAKAN PENYULUHAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PEKON TIUH MEMON KECAMATAN PUGUNG TANGGAMUS LAMPUNG TAHUN 2024

TANGGAMUS ( Lintasmedia.news) : – Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021).

Seseorang dinyatakan hipertensi apabila seseorang memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk tekanan darah diastolik ketika dilakukan pengulangan (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2015).
Ada 2 macam hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021) yaitu :

1) Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 10-16% orang dewasa yang mengidap penyakit tekanan darah tinggi ini.
2) Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sekitar 10 % orang yang menderita hipertensi jenis ini.
Penyebab Hipertensi Menurut Musakkar & Djafar, 2021
1) Keturunan
2) Usia
3) Garam
4) Kolesterol
5) Obesitas/kegemukan
6) Stress
7) Rokok
8) Kafein
9) Alkohol
10) Kurang olahraga
Tanda dan gejala Hipertensi Menurut (Salma, 2020), yaitu :

1) Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)
2) Bising (bunyi “nging”) di telinga
3) Jantung berdebar-debar
4) Pengelihatan kabur
5) Mimisan
6) Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.

Dampak Hipertensi yang tidak teratasi, dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya menurut (Septi Fandinata, 2020):
1) Payah jantung
2) Stroke
3) Kerusakan ginjal
4) Kerusakan pengelihatan
Dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.

Penatalaksanaan Hipertensi, yaitu
1. Farmakologi (Obat-obatan)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu :
Mempunyai efektivitas yang tinggi.
Mempunyai toksitas dan efek samping ringan atau minimal.
Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
Tidak menimbulkan intoleransi.
Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
Memungkin penggunaan jangka panjang.
2. Non Farmakologi
Diet
Aktivitas
Istirahat yang cukup
Kurangi stress

Hasil Penatalaksanaan Kegiatan penyuluhan pemberian terapi non farmakologi dengan cara pembuatan JUS TIMUN dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Juni 2024 di Desa Tiuh Memon Kecamatan Pugung kabupaten Tanggamus.

Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan meliputi 2 hal, yakni sebelum kegiatan (persiapan) dan pada saat pelaksanaan.
Sebagian besar lansia tidak mengetahui tentang penyebab hipertensi pada lansia, sehingga dalam penyampian materi membutuhkan fasilitator untuk memberikan pemahaman.

Hasil Kegiatan Pelaksanaan Jejaring Kemitraan yaitu Kegiatan penyuluhan menghasilkan luaran tambahan lainnya, yakni peningkatan pengetahuan di bidang literasi, peningkatan edukasi mitra dengan dengan menghasilkan suatu program untuk mengembangkan hasil inovasi yang dibuat prooduk yang mempunyai nilai ekonomi yang tingg, perbaikan tata nilai masyarakat melalui rekayasa sosial, menjalin kerjasama yang saling menguntungkan antara lingkungan akademik dengan masyarakat/pembisnis.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam rangka mendorong masyarakat agar tidak hanya menciptakan, merekayasa alat/produk, tetapi juga agar masyarakat terpacu lebih kreatif dan inovatif, sehingga berkontribusi secara nyata bagi peningkatan kesejahteraan.

Potensi Pengembangan/Keberlanjutan Program
Rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada program pengabdian masyarakat yaitu dengan membentuk kelompok lansia yang akan menjadi edukator di Pekon Tiuh Memon dalam memberikan pengetahuan terkait bahaya hipertensi pada lansia dengan cara mengatasi hipertensi pada lansia dengan teraphi non farmakologi yaitu menggunakan jus timun. (Nopan)

Baca Juga