jatim.jpnn.com, SURABAYA – Gelisah dan cemas menyelimuti keluarga korban bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, Sidoarjo yang ambruk, Senin (29/9).
Mereka masih menanti keberadaan putra mereka yang belum ditemukam dan masih terjebak di reruntuhan bangunan
Salah satu orang tua santri, Lutfi Andi (37) mengungkapkan sejak insiden terjadi, dia hanya bisa menunggu kabar putranya bernama Muhammad Azam Habibi (14).
Besar harapannya, Azam bisa dievakuasi dalam keadaan selamat
“Saya dapat kabar dari berita. Saya juga lihat media sosial itu juga ada kejadian ini. Waktu itu saya kerja langsung menuju ke sini. Sekitar jam 17.00 WIB,” ujar Lutfi saat di posko SAR Gabungan, Selasa (30/9).
Lutfi mengatakan Azam telah telah mondok hampir dua tahun di pesantren Al Khoziny. Lutfi mengaku tidak banyak menerima informasi resmi dari pihak pondok.
Dia bahkan merasa nomor ponselnya tidak diikutkan dalam grup komunikasi wali santri.
“Nomor saya itu enggak ada dimasukkan di grup pondok wali santri, entah apa alasannya. Waktu itu saya lihat-lihat para wali santri kok ada grup, kok nomor saya enggak ada gitu. Makanya saya protes waktu itu. Jadi, kurang dapat informasi,” ujarnua.