Komunitas Ojol Kamtibmas Dikhawatirkan Jadi Alat Kepentingan Polisi

JAKARTA, KOMPAS.com – Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menilai, pembentukan komunitas ojek online (ojol) Kamtibmas di Jabodetabek dikhawatirkan menjadi alat kepentingan polisi.

“Kami menilai pembentukan komunitas ojol ini cenderung hanya menjadi alat kepentingan polisi dalam mengintervensi aspirasi pengemudi ojol,” kata Ketua SPAI, Lily Pujiati, dalam keterangannya, Senin (29/9/2025).

Terlebih, polisi dianggap belum bertanggung jawab atas kematian pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan yang tewas usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Baca juga: Serikat Pekerja Angkutan Tolak Pembentukan Komunitas Ojol Kamtibmas

Pasalnya, para pelaku belum mendapatkan hukuman pidana.

“Apa yang dilakukan Kapolda Metro Jaya dan beberapa Kapolres ini tidak ada dasar hukumnya dan bukan wewenang Polisi dalam membentuk organisasi bagi masyarakat,” ungkap dia.

Menurut Lily, kebebasan berserikat telah diatur dalam Undang-Undang, baik yang mengatur tentang Organisasi Kemasyarakatan maupun tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.

Misalnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 menegaskan prinsip kemandirian agar serikat pekerja tetap independen dan bebas dari intervensi dalam memperjuangkan kesejahteraan anggotanya.

Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya resmi membentuk komunitas Ojek Online (Ojol) Kamtibmas sebagai wadah kemitraan antara kepolisian dengan para pengemudi ojol di Jakarta.

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono menjelaskan, keberadaan Ojol Kamtibmas diharapkan dapat memperkuat sinergi Polri dengan masyarakat, khususnya dalam menjaga keamanan dan ketertiban (kamtibmas).

“Ojol Kamtibmas ini adalah bentuk kemitraan Kapolda Metro Jaya dengan teman-teman ojol, di mana mereka diharapkan bisa menjadi mitra Polri untuk menjaga kamtibmas di wilayah Jakarta,” kata Dekananto di Stasiun Juanda, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Selain itu, komunitas ini juga akan menjadi saluran aspirasi bagi para pengemudi ojol, termasuk terkait perlakuan diskriminatif yang mungkin mereka alami.

Baca juga: Bentuk Komunitas Ojol Kamtibmas, Wakapolda: Tidak Ada Kepentingan Politik

“Komitmen Kapolda Metro adalah untuk bisa membersamai teman-teman ojol dalam menyampaikan aspirasinya. Intinya, Ojol Kamtibmas ini adalah bagian dari keluarga besar Polda Metro,” ujarnya.

Dekananto menegaskan Ojol Kamtibmas tidak dimaksudkan untuk menyingkirkan komunitas ojol lain yang sudah ada.

“Kita tahu banyak komunitas ojol yang sudah terbentuk. Ojol Kamtibmas ini bukan hanya di Jakarta Pusat, tapi di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya. Jadi semuanya sama,” jelasnya.

Ia menambahkan, kepengurusan komunitas ini bersifat presidium atau kolektif-kolegial, sehingga kedudukan Polri dan mitra ojol setara.

“Semua kedudukannya sama, sejajar antara Polri dengan mitra ojol,” kata dia.

Menurut Dekananto, alasan Polri memilih ojol sebagai mitra adalah karena jumlahnya yang besar serta peran pentingnya dalam kehidupan sosial masyarakat.

Baca juga: Polda Metro Jaya Gandeng Ojol Jaga Jakarta, Bentuk Komunitas Kamtibmas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Read More

Baca Juga